BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Public Relation
Manajemen
public relations merupakan
penerapan fungsi-fungsi dasar manajemen dalam
kegiatan public relations.
Prakitisi public relations
akan sangat membutuhkan fungsi-fungsi
tersebut dal am membuat
suatu konsep dan mengimplikasinya yang
berkaitan dengan tugasnya.
Dengan demikian mengelola public
relations berarti melakukan
penelitian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
terhadap kegiatan komunikasi
yang disponsori oleh organisasi. Manajemen ini
merupakan terapan dari
ilmu manajemen dasar yang diimplikasikan di dunia public
relations.
Manajemen merupakan
suatu proses yang
meliputi hal-hal sebagai
berikut;
1. Perencanaan (Planning)
yang berisi; Penetapan
tujuan standar, penentuan aturan
dan prosedur, pembuatan
rencana serta ramalan
(prediksi) apa yang akan
terjadi.
2. Pengorganisasian (organization) yakni
Pemberian tugas terpisah kepada
masing-masing pihak, membentuk
bagian, mendelegasikan dan menetapkan
sistem komunikasi, serta
mengkoordinir kerja setiap karyawan
dalam satu tim
yang solid dan
terorganisir.
3. Penyusunan
Formasi (saffing) yakni,
Menentukan persyaratan personel
yang akan dipekerjakan, merekrut
calon karyawan, menentukan
pembagian tugas (job description)
dan persyaratan teknis
suatu pekerjaan, melakukan
penilaian dan pelatihan termasuk
di dalamnya pengembangan
kualitas dan kuantitas karyawan sebagai
acuan untuk penyusunan
setiap fungsi dalam
manajemen organisasi.
4. Memimpin (leading)
yaitu membuat orang
lain melaksanakan tugasnya, mendorong
dan memotivasi bawahan,
serta menciptakan iklim
atau suasana pekerjaan yang
kondusif, khususnya dalam
metode komunikasi dari atas
ke bawah atau
sebaliknya, sehingga timbul
saling pengertian dan kepercayaan yang
baik serta menumbuhkembangkan disiplin
kerja dan sense of belonging (rasa memiliki)
pada setiap karyawan
dan jajaran manajemen
(public internal).
5. Pengawasan (controlling), yakni
Fungsi terakhir manajemen
ini mencakup; persiapan suatu
standar kualitas dan
kuantitas hasil kerja,
baik berbentuk produk maupun
jasa yang diberikan
perusahaan/organisasi dalam upaya
pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang positif.
Public
Relations juga disebut
Hubungan Masyarakat, menurut
Prof Edward L.B mempunyai
tiga pengertian:
1. Memberikan penerangan
kepada masyarakat,
2. Mendorong langsung
terhadap masyarakat untuk
mengubah sikap dan tindakan
serta,
3. Usaha-usaha pengintegrasian sikap dan
tindakan dari perusahaan dengan
masyarakat dan dari
masyarakat dengan perusahaan.
Prof
Byron C, mengatakan
bahwa hubungan masyarakat
adalah suatu usaha yang
sadar untuk mempengaruhi
orang terutama melalui
komunikasi, guna berpikir baik
terhadap organisasi, menghargai
dan mendukungnya dan bersimpati dalam
menghadapi tantangan dan
hambatan. Komunikasi biasa
diartikan sebagai transfer
informasi atau pesan
dari komunikator kepada komunikan yang
bertujuan mencapai saling
pengertian (mutual
understanding).
Penggunaan
PR yang terencana
pada sektor publik
misal nya, mungkin akan terdapat
banyak hambatan yang
akan dihadapi oleh
para manajer PR dibanding
dengan yang berada
di dunia komersial .
Permintaan jasa-jasa PR oleh
sektor-sektor sosial atau
sukarela juga beragam.
Bekerja untuk badan
amal dapat sangat menyenangkan
dan informal, sementara
sebuah badan sosial
yang profesional mungkin akan
lebih baku. Sehingga
metode keputusannya bisa
jadi sangat berbeda dan tentu saja kebutuhan jasa PR nya akan berlainan.
Selain itu juga, untuk menciptakan
pandangan yang positif
di kalangan masyarakat sekaligus mempertahankannya.
Yang
paling utama dalam
manajemen public relations
ini adalah bagaimana proses
pengorganisasian suatu organisasi
atau perusahaan dalam mengkomunikasikan hasil
produk barang dan
layanan jasa sebagai
keluaran (outputs)
organisasi atau perusahaan tersebut
dapat memberikan pengembalian (feedback) yang positif, baik
kompensasi maupun kepuasan.
B. Kegiatan Public Relations
Terdapat
beberapa bidang kegiatan
PR yang terangkum
dalam perencanaan manajemen. Diantara kegiatan tersebut adalah:
Pertama,
Komunikasi Finansial. Sal ah
satu tujuan pokok
dari program ini ialah
untuk menghindari peristiwa
pengalihan paksa perusahaan, memasilitasi akuisisi,
kemampuan memperoleh pinjaman
atau kredit, dan mengarahkan komunitas
keuangan perusahaan pada
opini yang baik
bagi perusahaan. Dimana tim
PR dapat mengomunikasikan informasi-informasi tertentu pada
Pemegang Saham (institusional, perorangan,
potensial), Manajemen perusahaan (Ketua, eksukutif kepala, Direktur
keuangan, Sekretaris Perusahaan) ,
Penasihat Perusahaan (Pialang
saham, Bank komersial,
Auditor, Kunsultan Keuangan) dan
Pihak Luar yang
Berpengaruh (Analis Pialang Saham, Jurnalis keuangan, Analis
peringkat Utang).
Kedua,
Hubungan dengan Pemerintah.
Tujuan kegiatan ini
adalah untuk meyakinkan bahwa
pemerintah dan badan-badan
publik lain peduli dengan
perusahan bersangkutan dan
memperhitungkan kepentingan sahnya berkenaan dengan kebijakan publik,
peraturan dan perundang-undangan.
Ketiga,
Komunikasi Pemasaran. PR dapat
membantu menyediakan lingkungan reputasi
yang tepat sehingga
memungkinkan kaum professional pemasaran dapat
berperan secara lebih
baik. Jalur komunikasi
Pemasaran dengan tim PR
ialah dengan Pelanggan
(manajemen pelanggan, pemesan, distributor, bandar),
Pihak eksternal (biro iklan, konsultan PR, konsultas desain,
promosi), Manajemen Perusahaan,
dan Pihak luar
yang Berpengaruh (badan industri,
wartawan, konsumen).
Keempat,
Komunikasi Internal. Tujuan utamanya adalah
memfasilitasi proses
perekrutan dan memelihara
pekerja berkualitas-tinggi yang
mampu memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan organisasi.
Kelima,
Hubungan dengan Masyarakat.
Tujuan hubungan dengan masyarakat ini
adalah sebagai pencapaian
atas pemahaman yang
baik dan reputasi positif
dengan masyarakat umum
yang memiliki kepentingan
dalam organisasi.
C. Pengertian Komunikasi
Pengertian
dari komunikasi menurut
devinisi Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas
penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan
sikap. Definisi diatas meunjukkan
bahwa yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja menyampaikan
informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (publik
opinion) dan sikap
publik (publik attitude) yang dalam
kehidupan
sosial
dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan dalam definisinya
yang sanagat khusus
mengenai pengertian komunikasi
itu sendiri, Hovland mengatakan
bahwa komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain.
Dengan
seiring zaman perkembangan
komunikasi sangat pesat
dan cepat sehingga banyak
dijumpai bidang komunikasi.
Salah satunya adalah bidang
komunikasi yang menyangkut
kehidupan sosial adalah
komunikasi organisasi atau manajemen publik relation atau humas yang
merupakan sebagai bentuk perkembangan komunikasi. Humas atau PR merupakan suatu
lembaga yang bertugas menjalin dan menjaga baik dengan publik internal
,ekternal, dan stakeholder perusahaan.
Kemampuan
berkomunikasi bagi seorang
PR dalam bentuk
lisan maupun tulisan, yakni
ia harus mampu
berbicara di depan
umum, harus mampu melakukan
presentasi, mampu mewawancarai
dalam upaya mengumpulkan fakta
dan data, dan
diwawancarai pers atau wartawan sebagai sumber berita dan kemampuan berkomunikasi
lisan lainnya. Dalam komunikasi tulisan
harus mampu membuat
press release untuk
dikirim ke media massa,
membuat artikel dan
feature untuk house
journal yang akan diterbitkan perusahaan, menulis laporan,
membuat naskah pidato untuk manajemen,
menulis konsep iklan
layanan masyarakat, menulis
brosur dan selebaran dan bentuk
komunikasi tulisan lainnnya.
Aktivitas
komunikasi publik, pada
dasarnya berkaitan dengan
tindakan sosialisasi dan pendidikan
terhadap publik. Komunikasi
publik, tidak hanya berlaku
untuk publik luar
melainkan juga untuk
publik internal. Karena
jika diantara publik internal
tidak ada relasi
yang harmonis, maka
dampaknya buruk bagi citra
organisasi. Kondisi demikian
akhirnya justru menjadi
pesan negatif dan melahirkan citra negatif organisasi di mata publik.
Pada
konteks ini, maka
public relations harus
bisa membentuk nilai-nilai,
pemahaman, sikap-sikap, sampai
perilaku dari publik
agar sejalan dengan kebutuhan organisasi.
Melalui pengemasan pesan-pesan
komunikasi public yang lebih
banyak berisikan tentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan organisasi. Pesan-pesan
ini dapat dikomunikasikan mel alui
media massa atau media
lain yang dipilih
sesuai dengan target
sasaran (Suprawoto, 2006).
Di sisi lain, sejalan
dengan situasi faktual
saat ini, kewajiban
lembaga pemerintah khususnya para
praktisi public relations
adalah mendukung penyebaran
dan pemerataan informasi publik ke seluruh lapisan masyarakat.
Praktisi public relations atau petugas humas dapat
mengarahkan unsurunsur potensial agar
dapat membentuk opini
publik sesuai dengan
citra yang diinginkan oleh
organisasi. Bagaimanapun juga
kita mahfum, bahwa
opini publik dan citra
organisasi tentu saja
merupakan faktor penting
yang menentukan sukses atau gagalnya aktivitas dan pelaksanaan program
organisasi.
Contoh kasus pada peran Humas
PT. Pertamina (persero) yang mengalami kecelakaan gas elpiji 3 Kg yang
terjadi di wilayah jateng dan DIY.
PT. Pertamina merupakan perusahaan penyuplai bahan
bakar terbesar di Indonesia. Akhir-akhir ini perusahaan ini mendapatkan sebuah
ujian besar dalam mempertahankan esistensinya dihadapan seluruh masyarakat
Indonesia. Banyak Masyarakat cenderung
merasa takut menggunakan lagi produk PT. Pertamina terutama gas elpiji ukuran 3
kg. Karena banyaknya kasus-kasus gas elpiji yang meledak di lingkungan
masyarakat. Contohnya di wilayah Jateng & DIY ada sekitar 20 korban ledakan
elpiji Dari banyaknya korban ini. Tentunya
memberikan dampak yang cukup berat bagi Humas PT. Pertamina (Persero) BBM
Retail Region IV. Humas PT. Pertamina harus berusaha keras untuk dapat
mempertahankan dan memulihkan lagi citra perusahaan yang mulai menurun di mata
masyarakat. Karena citra perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan agar
konsumen bisa menjadi pelanggan yang loyal. Citra organisasi atau perusahaan
adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,bukan hanya citra atas
produk dan pelayanan. (Jefkins,Frank.1992:8).
Humas PT.Pertamina (persero) dalam mengembalikan
citra positif perusahan terhadap masyarakat yang selama ini masyarakat
beranggapan negative terhadap PT. pertamina yang memakan korban banyak akibat ledakan tabung gas elpiji 3 Kg. Humas PT . pertamina harus berupaya maksimal
untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemakaian tabung gas
elpiji yang benar. Untuk membuat citra
positif serta kepercayaan masyarakat terhadap exsintensi perusahaan.
Langkah yang harus dilakukan oleh humas pertamina
dalam menangani kasus ini adalah
1. Humas
pertamina berperan penting sebagai fasilitator komunikasi
Humas bertindak sebagai
komunikator untuk membantu , mendengar apa yang menjadi keinginan dan harapan
public.
2. Fasilitator
pemecahan masalah
Humas bertindak sebagai
membantuk proses pemecahan masalah.
Seperti kontribusi PT. pertamina (persero) dalam memberikan manfaat terhadap perusahaan dan publik,
sesuai dengan visi perusahaan, yaitu menjadi unit usaha terbaik, tanggung
jawab, dan terpercaya. Visi ini erat kaitannya dengan menjalin hubungan yang
harmonis dengan publik sekitar karena publik adalah bagian yang penting untuk
menunjang kelangsungan suatu perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Public relations
harus bisa membentuk
nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap,
sampai perilaku dari
publik agar sejalan
dengan kebutuhan organisasi.
Dan
seorang Public Relation yang sukses pada dasarnya di dasari oleh
keahlian komunikasi, pengetahuan media dan manajemen, kemampuan memecahkan
masalah, motivasi, dan kemampuan intelektual yang mengagumkan.
Daftar pustaka
Andini Marta,
Manajemen dan Public
Relations, dalam http://strategikomunikasi.
blogspot.com/2012/02/ manajemen-dan-public-relations.html.
F.
Rachmad, Public Relations dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, Pt. Gramedia
Pustaka Utama, 1993, hal
111. Lihat juga
Redi Panuju, Komunikasi
Bisnis, (Jakarta, PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000), Cet-ke 2.
Irmulan
Sati, Manajemen Public Relations,dalam http://kk.mercubuana.ac.id/files/99006-3-549085894829.doc, di
unduh pada tanggal 8 februari
2013.
Rosady Ruslan, 2003
Metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi,
(jakarta: PT RajaGrafindo
Persada).
S.K. Bonar, 1993. Hubungan Masyarakat
Modern, (Jakarta :
penerbit Rineka Cipta, ), Cetakan -3.
Admin, Public
Relations dan Komunikasi
Publik, dalam http://www.duniaesai.com/index.php?option=com_content&view=articl
e&id =470:pr-dan-komunikasi-publik&catid=41:komunikasi&Itemid=93.
Admin, Tantangan dan
Kompetensi Profesi Public
Relations, dalam http://operadewa.wordpress.com/2011/12/11/tantangan-dan-kompetensiprofesi-publik
relations/ .